Universitas Gunadarma
Dosen : Ahmad Nasher
Om Swastiastu,selamat malam. Kali ini saya akan membahas tentang
Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang
berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Indonesia termasuk negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beragam,karena negara Indonesia mempunyai banyak pulau. Kali ini saya akan membahas tentang kebudayaan pulau dewata (Bali)
Tari Kecak
Kecak adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama
menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan
terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau
lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu
menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Ramamelawan Rahwana. Namun, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada
pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para
leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Tari kecak merupakan tarian yang dicetuskan dan
diciptakan oleh seniman asal Bali yakni Wayan Limbak dan seorang sahabatnya
dari Jerman. Pada awal kemunculan nya jenis tari ini tercipta secara tidak
sengaja yang diambil dari sebuah tarian adat pemujaan yang dikenal dengan
sebutan Shangyang. Sanghyang adalah jenis tarian tradisional Bali yang
dilakukan dalam upacara religi seperti menolak bala serta mengusir suatu wabah
penyakit.
Dari sebuah pementasan Sanghyang inilah kemudian Wayang Limbak bersama Walter Spies berinovasi menciptakan sebuah gerakan tari sebagai salah satu wujud kecintaan mereka terhadap budaya dan kesenian Bali.
Salah satu jenis kesenian tari ini disajikan oleh para penari yang duduk melingkar serta mengucapkan kata “cak-cak-cak-cak” secara serentak, karena ini pula tarian ini diberi nama dengan sebutan “tari kecak”. Gerakan tangan yang disajikan dalam pertunjukan sebenarnya mengisahkan sebuah cerita Ramayana yakni pada peristiwa Dewi Shinta diculik oleh Rahwana. Hingga akhir pertunjukan biasanya tari ini menyajikan kisah pembebasan Dewi Sintha dari tangan Rahwana.
Guna mendukung cerita yang disajikan maka dalam pertunjukan tari tradisional Bali juga harus terdapat beberapa tokoh yang memerankan peran utama sebagai Hanoman, Sugriwa, Dewi Shinta, Rhama, dan Rahwana.
Pada tahun 70-an Wayang Limbak bekerja keras guna mempromosikan dan mengenalkan tari kecak hingga ke mancanegara. Selain mengenalkan keunikan dalam pementasan tarian ini tentu saja daerah asal kesenian ini ikut melambung di dunia Internasional yang kemudian menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali.
Dalam perkembangannya pertunjukan tari yang juga menceritakan kisah pewayangan ini dimainkan oleh laki-laki yang berjumlah tak terbatas. Ada kalanya disajikan oleh puluhan orang namun dalam acara tertentu ada pula yang dipertunjukkan secara massal oleh ribuan penari.
Perkembangan tari kecak dari awal terciptanya hingga kini memang bisa dikatakan cukup membanggakan. Selain antusias masyarakat Bali terhadap seni garapan Wayan Limbak ternyata para wisatawan yang berkunjung ke Bali juga sangat tertarik dalam menyaksikan sebuah pertunjukan gerak seni ini. Tak heran jika pemerintah daerah setempat menjadikan tari kecak sebagai salah satu icon kesenian dan kebudayaan daerah.
The Monkey Dance juga diberikan sebagai sebutan tari tradisional Bali yang satu ini. Hal ini diberikan karena salah satu adegan dalam pertunjukan tari tersebut menggunakan properti api serta tokoh utama yang berperan sebagai kera/ Hanoman.
Dari sebuah pementasan Sanghyang inilah kemudian Wayang Limbak bersama Walter Spies berinovasi menciptakan sebuah gerakan tari sebagai salah satu wujud kecintaan mereka terhadap budaya dan kesenian Bali.
Salah satu jenis kesenian tari ini disajikan oleh para penari yang duduk melingkar serta mengucapkan kata “cak-cak-cak-cak” secara serentak, karena ini pula tarian ini diberi nama dengan sebutan “tari kecak”. Gerakan tangan yang disajikan dalam pertunjukan sebenarnya mengisahkan sebuah cerita Ramayana yakni pada peristiwa Dewi Shinta diculik oleh Rahwana. Hingga akhir pertunjukan biasanya tari ini menyajikan kisah pembebasan Dewi Sintha dari tangan Rahwana.
Guna mendukung cerita yang disajikan maka dalam pertunjukan tari tradisional Bali juga harus terdapat beberapa tokoh yang memerankan peran utama sebagai Hanoman, Sugriwa, Dewi Shinta, Rhama, dan Rahwana.
Pada tahun 70-an Wayang Limbak bekerja keras guna mempromosikan dan mengenalkan tari kecak hingga ke mancanegara. Selain mengenalkan keunikan dalam pementasan tarian ini tentu saja daerah asal kesenian ini ikut melambung di dunia Internasional yang kemudian menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali.
Dalam perkembangannya pertunjukan tari yang juga menceritakan kisah pewayangan ini dimainkan oleh laki-laki yang berjumlah tak terbatas. Ada kalanya disajikan oleh puluhan orang namun dalam acara tertentu ada pula yang dipertunjukkan secara massal oleh ribuan penari.
Perkembangan tari kecak dari awal terciptanya hingga kini memang bisa dikatakan cukup membanggakan. Selain antusias masyarakat Bali terhadap seni garapan Wayan Limbak ternyata para wisatawan yang berkunjung ke Bali juga sangat tertarik dalam menyaksikan sebuah pertunjukan gerak seni ini. Tak heran jika pemerintah daerah setempat menjadikan tari kecak sebagai salah satu icon kesenian dan kebudayaan daerah.
The Monkey Dance juga diberikan sebagai sebutan tari tradisional Bali yang satu ini. Hal ini diberikan karena salah satu adegan dalam pertunjukan tari tersebut menggunakan properti api serta tokoh utama yang berperan sebagai kera/ Hanoman.
Fungsi Tari Kecak
Adapun fungsi dari tari kecak dapat kita kelompokan secara garis besar sebagai berikut.
Sebagai sarana hiburan
Penciptaan gerakan
tarian ini secara sadar dilakukan guna mempertunjukkan suatu kesenian khas bali
pada masyarakat umum. Tarian ini bertujuan sebagai sarana hiburan baik bagi
masyarakat setempat maupun bagi para wisatawan yang berdatangan ke Bali.
Usaha melestarikan kebudayaan
Alat Musik Pengiring
Hampir tidak ada alat
musik pengiring tari kecak kecuali suara gemerincing serta
suara dari para penari yang berbunyi “cak-cak-cak-cak”. Meskipun tidak ada alat
musik khusus sebagaimana tarian lain namun justru disini letak keunikan tari
tersebut.
Suara yang bersahut-sahutan dan kadang kala kompak membuat nada-nada unik yang sangat menarik utuk didengarkan seiring gerakan tarian yang dilakukan oleh para penari.
Suara gemerincing terdengar dari properti tari yang dikenakan oleh para penari khusunya tokoh utama dalam seni pertunjukan khas Bali tersebut.
Suara yang bersahut-sahutan dan kadang kala kompak membuat nada-nada unik yang sangat menarik utuk didengarkan seiring gerakan tarian yang dilakukan oleh para penari.
Suara gemerincing terdengar dari properti tari yang dikenakan oleh para penari khusunya tokoh utama dalam seni pertunjukan khas Bali tersebut.
Properti Apa Saja Dalam Tari Kecak?
Sama halnya dengan tari serampang dua belas dan tari gambyong
surakarta, tari kecak juga memiliki properti khas yang
menjadi ciri khas dalam sebuah pertunjukan kesenian tradisional. Adapun
properti yang biasa digunakan dalam pertunjukan antara lain sebagai berikut:
Selendang
Selendang atau kain
yang dikenakan oleh para penari tari kecak memiliki corak
kotak-kotak dengan warna hitam putih menyerupai papan catur.
Gelang kincringan
Properti ini dikenakan
baik pada pergelangan tangan dan sebagian juga pada pergelangan kaki. Gelang
kicringan ini yang menimbulkan bunyi gemerincing pada saat gerakan tari
dilakukan.
Tempat sesaji
Adanya tempat sesaji
sebagai properti tari kecak menjadikan tarian ini sangat unik
dan terlihat sakral. Terlebih asal usul gerakan tari yang berasal dari sebuah
upacara adat Sanghyang membuat tarian ini juga terlihat mistis dikalangan para
penonton.
Topeng
Minimal terdapat 3
topeng yang dikenakan oleh penari utama yang berperan sebagai tokoh Hanoman,
Sugriwa, dan Rahwana pada cerita yang disajikan selama tarian berlangsung.
Keunikan Tari Kecak
Secara garis besar
dalam seni pertunjukan tari kecak terdapat beberapa keunikan,
keunikan tersebut antara lain terdapat pada:
1 Gerakan
Gerakan tarian yang
ada dalam sebuah pertunjukan baik di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Ubud, maupun
tempat lain terlihat seperti seseorang yang tengah melakukan suatu pemujaan
pada upacara Shangyang.
2 Musik pengiring
Musik pengiring dalam tari
kecak memang tergolong sangat unik. Karena hampir tidak ada alat musik
yang dimainkan guna mengiringi pertunjukan. Musik yang terdengar pada sajian
tarian khas dari Bali yang satu ini hanya terdengar dari gemerincing gelang
grincingan yang dikenakan oleh para penari. Sementara suara lain hanya
bersumber dari mulut para penari yang seolah saling bersahutan mengucapkan
“cak-cak-cak-ke-cak-cak-cak”.
3 Drama
Drama yang dimainkan
dalam pementasan merupakan cerita Ramayana yang mengisahkan usaha pembebasan
Dewi Shinta dari tangan Rahwana yang dilakukan oleh Rama dan beberapa
sahabatnya.
Cerita Dalam Tarian
Sebagaimana
telah kita sebutkan di atas, pertunjukan tari kecak yang
berfungsi sebagai usaha melestarikan kebudayaan disini alur cerita yang
disajikan dalam suatu pementasan biasanya berupa kisah diculiknya Dewi Shinta
oleh Rahwana, dan usaha Rama dalam membebaskan Dewi Shinta dari tangan Rahwana.
Secara garis besar terdapat 5 bagian cerita yang mengisahkan demikian:
Bagian 1
Menceritakan tentang keberadaan Rama dan Dewi Shinta di dalam hutan yang kemudian disusul kemunculan kijang emas. Dalam akhir cerita bagian 1 ini Shinta berhasil diculik oleh Rahwana dan dibawa ke Alengka yang menjadi kerajaan Rahwana.
Bagian 2
Pada bagian kedua ini Dewi Shinta ditawan di lingkungan kerajaan Alengka dengan dijaga Trijata yang merupakan keponakan dari Rahwana. Dalam adegan ini terlihat Shita bersedih hati akan peristiwa yang tengah menimpanya serta sangat berharap kedatangan Rama membebaskan dirinya dari Rahwana.
Pada bagian ini pula Hanoman muncul sebagai utusan Rama dan mengisyaratkan kepada Dewi Shinta bahwa Rama akan datang dan menyelamatkan dirinya. Pada akhir bagian kedua ini Hanoman mempora-porandakan bangunan keraton Alengka dengan membakar beberapa bangunan keraton serta taman.
Bagian 3
Mengisahkan tentang kedatangan Rama ke negeri Alengka dengan bala tentaranya untuk membebaskan Dewi Shinta dari sekapan Rahwana. Pada awal pertempuran pihak Rama mengalami kekalahan melawan pasukan Rahwana.
Setelah memanjatkan doa kepada Sang Dewa datanglah burung garuda menyelamatkan Rama dari pengaruh sihir yang dilakukan oleh keturunan Rahwana.
Bagian 4
Pertempuran antara Rama dan Rahwana kembali terjadi dan semakin seru. Pada bagian ini Sugriwa yang diperintahkan Raja Rama berhasil mengalahkan Megananda.
Bagian 5
Merupakan pucak dari pertunjukan tari kecak dimana menceritakan tentang kemenangan Rama atas Rahwana sehingga berhasil menemukan Dewi Shinta dan membebaskannya dari Rahwana. Cerita diakhiri dengan bertemunya kembali Rama dan Dewi Shinta serta beberapa pasukan pihak Rama seperti Hanoman dan Sugriwa.
Bagian 1
Menceritakan tentang keberadaan Rama dan Dewi Shinta di dalam hutan yang kemudian disusul kemunculan kijang emas. Dalam akhir cerita bagian 1 ini Shinta berhasil diculik oleh Rahwana dan dibawa ke Alengka yang menjadi kerajaan Rahwana.
Bagian 2
Pada bagian kedua ini Dewi Shinta ditawan di lingkungan kerajaan Alengka dengan dijaga Trijata yang merupakan keponakan dari Rahwana. Dalam adegan ini terlihat Shita bersedih hati akan peristiwa yang tengah menimpanya serta sangat berharap kedatangan Rama membebaskan dirinya dari Rahwana.
Pada bagian ini pula Hanoman muncul sebagai utusan Rama dan mengisyaratkan kepada Dewi Shinta bahwa Rama akan datang dan menyelamatkan dirinya. Pada akhir bagian kedua ini Hanoman mempora-porandakan bangunan keraton Alengka dengan membakar beberapa bangunan keraton serta taman.
Bagian 3
Mengisahkan tentang kedatangan Rama ke negeri Alengka dengan bala tentaranya untuk membebaskan Dewi Shinta dari sekapan Rahwana. Pada awal pertempuran pihak Rama mengalami kekalahan melawan pasukan Rahwana.
Setelah memanjatkan doa kepada Sang Dewa datanglah burung garuda menyelamatkan Rama dari pengaruh sihir yang dilakukan oleh keturunan Rahwana.
Bagian 4
Pertempuran antara Rama dan Rahwana kembali terjadi dan semakin seru. Pada bagian ini Sugriwa yang diperintahkan Raja Rama berhasil mengalahkan Megananda.
Bagian 5
Merupakan pucak dari pertunjukan tari kecak dimana menceritakan tentang kemenangan Rama atas Rahwana sehingga berhasil menemukan Dewi Shinta dan membebaskannya dari Rahwana. Cerita diakhiri dengan bertemunya kembali Rama dan Dewi Shinta serta beberapa pasukan pihak Rama seperti Hanoman dan Sugriwa.
Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang mempunyai beragam kebudayaan,kita sebagai bangsa Indonesia harus bisa menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut. Agar tidak di ambil dan diakui sebagai budaya warga negara lain. Warisan kebudayaan yang harus dijaga salah satu contohnya adalah tari kecak,tari yang berasal dari pulau dewata ini. Tari kecak dibuat oleh seniman asal Bali yaitu Wayan Limbak dan seorang sahabatnya dari Jerman,tari kecak ini dimaksudkan untuk upcara adat,
sarana hiburan dan pertunjukan serta sebagai saran pendidikan. Istilah nama
kecak sendiri diduga berasal dari suara tarian ini sendiri, yaitu “cak, cak,
cak” suara yang terdengar aneh tapi unik ,harmonis irama bunyi ini diucapkan
sepanjang pertunjukan.
Daftar Pustaka
http://www.senitari.com/2015/07/tari-kecak-sejarah-gerakan-kesenian-tradisional-bali.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
Terimakasih untuk artikel yang bermanfaat Kampus terkemuka
BalasHapus